Sakramen Imamat:
Menjawab Panggilan Tuhan untuk Melayani

Sakramen Imamat adalah ritus sakral yang dengannya pria ditahbiskan sebagai diakon, imam, atau uskup untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Melalui komitmen seumur hidup ini, mereka dipanggil untuk mewartakan Injil, merayakan sakramen, dan membimbing umat beriman dengan segenap kasih dan kerendahan hati. Gereja Paroki, seperti Gereja Santa Perawan Maria Ratu, biasanya tidak menyelenggarakan penahbisan kecuali uskup memutuskan untuk melaksanakan upacara di sana. Namun, Anda bisa membaca halaman ini untuk mencari informasi dasar mengenai Sakramen Imamat.

"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu"
— Yohanes 15:16

Tingkat dalam tahbisan

Berdasarkan KHK 1009 §1-2, tahbisan terdiri dari tiga tingkatan yang berbeda, masing-masing dengan peran dan tanggung jawab sendiri di dalam Gereja:

  • Diakonat (Diakon):

Diakon ditahbiskan untuk melayani Gereja dengan membantu para imam dan uskup, khususnya dalam Liturgi Sabda, melaksanakan sakramen-sakramen tertentu (seperti baptisan), dan memimpin karya-karya amal. Mereka dipanggil untuk mewujudkan kehidupan pelayanan, menjembatani para klerus dan kaum awam.

  • Presbiterat (Imam):

Imam ditahbiskan untuk bertindak in persona Christi Capitis (dalam pribadi Kristus Sang Kepala) dengan merayakan Ekaristi, melaksanakan sakramen-sakramen, mewartakan Injil, dan menggembalakan umat beriman. Mereka berbagi dalam misi uskup untuk mengajar, menguduskan, dan memimpin.

  • Episkopat (Uskup):

Uskup memegang kepenuhan sakramen Tahbisan Suci dan memiliki tingkat otoritas tertinggi. Mereka dipercaya untuk mengajar, mengatur, dan menguduskan di dalam Gereja. Para uskup menahbiskan diakon, imam, dan uskup lainnya melalui penumpangan tangan dan doa penahbisan, mengikuti ritus-ritus dalam buku-buku liturgi.

Setiap tingkatan Tahbisan Suci sangat penting dalam melanjutkan misi Kristus di Bumi, membentuk hierarki pelayanan dan kepemimpinan yang sakral dalam Gereja.

Persyaratan umum

  1. Seorang pria dewasa yang telah menerima Sakramen Inisiasi Katolik dan belum menikah.

  2. Sehat jiwa-raga dan rohani untuk sepenuhnya melaksanakan tugas imamat atau diaken.

  3. Benar-benar memahami panggilan Tuhan untuk melayani sebagai diaken, imam, atau uskup melalui doa, bimbingan rohani, dan refleksi serta tanpa adanya keterpaksaan,

  4. Menunjukkan kehidupan yang kudus, integritas moral, dan komitmen yang kuat untuk melayani Tuhan dan umat-Nya.

  5. Orang-orang yang berkeinginan menjadi imam dituntut oleh Hukum Kanonik (Kanon 1032) untuk menjalani suatu program seminari, masa formasi filsafat dan teologi dan beberapa formasi lain sesuai dengan tarekat/kongregasi yang dipilih.

Panduan bagi yang hendak mendaftar

  1. Mulailah dengan menghubungi pastor paroki Anda untuk mendiskusikan panggilan Anda. Bagikan bagaimana Anda merasa terpanggil untuk melayani Gereja dan mintalah bimbingannya untuk langkah selanjutnya dalam perjalanan panggilan Anda.

  2. Ikuti petunjuk dan arahan rohani yang diberikan oleh pastor paroki Anda untuk memperdalam pemahaman Anda tentang panggilan imamat. Ini dapat mencakup doa, partisipasi dalam kegiatan Gereja, dan keterlibatan dalam program pembedaan.

  3. Cari dan pelajari persyaratan dan proses untuk memasuki seminari menengah untuk memulai pembinaan formal. Beberapa contohnya, seperti:

    1. Seminari Menengah St. Petrus Canisius, Mertoyudan

    2. Seminari Wacana Bhakti, Jakarta

    3. Seminari Menengah St. Vincentius a Paulo, Garum

  4. Lengkapi aplikasi yang diperlukan dan persiapkan diri untuk proses penerimaan, yang dapat mencakup wawancara, ujian, dan penilaian rohani sebagai bagian dari persyaratan penerimaan seminari.

Sacrament of Holy Orders: Answering God's Call to Serve

English

The Sacrament of Holy Orders is a sacred rite through which men are ordained as deacons, priests, or bishops to serve God and His Church. Through this lifelong commitment, they are called to proclaim the Gospel, celebrate the sacraments, and guide the faithful with love and humility. Parish churches, such as The Church of Our Lady Queen, typically do not conduct ordinations unless a bishop decides to hold the ceremony there. However, you can refer to this page for basic information about the Sacrament of Holy Orders.

"You did not choose Me, but I chose you and appointed you so that you might go and bear fruit—fruit that will last—and so that whatever you ask in My name the Father will give you." — John 15:16

Levels of Ordination

According to Canon Law (CIC 1009 §1-2), ordination consists of three distinct levels, each with its own role and responsibilities within the Church:

  • Diaconate (Deacon):

Deacons are ordained to serve the Church by assisting priests and bishops, particularly in the Liturgy of the Word, administering certain sacraments (such as Baptism), and leading charitable works. They are called to embody a life of service, acting as a bridge between the clergy and the laity.

  • Presbyterate (Priest):

Priests are ordained to act in persona Christi Capitis (in the person of Christ the Head) by celebrating the Eucharist, administering the sacraments, preaching the Gospel, and shepherding the faithful. They share in the bishop’s mission to teach, sanctify, and govern.

  • Episcopate (Bishop):

Bishops hold the fullness of the Sacrament of Holy Orders and possess the highest level of authority. They are entrusted with the responsibility of teaching, governing, and sanctifying the Church. Bishops ordain deacons, priests, and other bishops through the laying on of hands and the ordination prayer, following the liturgical rites.

Each level of Holy Orders is essential in continuing Christ’s mission on Earth, forming the sacred hierarchy of ministry and leadership within the Church.

General Requirements

  • A baptized Catholic adult male who is unmarried.

  • Physically, mentally, and spiritually healthy to fully carry out the duties of a deacon or priest.

  • A genuine understanding of God’s call to serve as a deacon, priest, or bishop through prayer, spiritual direction, and reflection—without coercion.

  • A life of holiness, moral integrity, and a strong commitment to serving God and His people.

  • Those aspiring to the priesthood are required by Canon Law (Canon 1032) to undergo seminary formation, including studies in philosophy, theology, and other necessary disciplines, depending on the order/congregation they choose.

Guidance for Those Considering Ordination

  1. Consult your parish priest to discuss your calling. Share how you feel drawn to serve the Church and seek his guidance for the next steps in your vocation journey.

  2. Follow spiritual direction provided by your parish priest to deepen your understanding of the priesthood. This may include prayer, active participation in Church ministries, and involvement in discernment programs.

  3. Research the requirements and process for entering minor seminaries as the first step in formal formation. Some examples include:

    • St. Peter Canisius Minor Seminary, Mertoyudan

    • Wacana Bhakti Seminary, Jakarta

    • St. Vincent de Paul Minor Seminary, Garum

  4. Complete the necessary applications and prepare for the admission process, which may include interviews, examinations, and spiritual assessments as part of the seminary’s requirements.