
Gereja Santa Perawan Maria Ratu: Antara Warisan Masa Lalu dan Semangat Keterbaruan
Populer dengan nama “Gereja Santa”, Gereja Santa Perawan Maria Ratu Paroki Blok Q, yang terletak di Jl. Suryo No. 62, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, memiliki sejarah panjang yang berakar pada pertumbuhan dan pengabdian komunitas Katolik di wilayah tersebut. Dimulai dengan perkumpulan kecil yang hanya beranggotakan 40 orang pada tahun 1950, paroki Blok Q terus berkembang pesat seiring dengan perkembangan penduduk di wilayah itu.
Selama tujuh dekade, Gereja santa Perawan Maria Ratu pun terus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan umat Katolik yang terus bertambah, dengan beberapa perluasan dan renovasi gedung. Saat ini, Paroki Blok Q berdiri sebagai pusat kehidupan beriman dan persaudaraan, melayani ribuan umat Katolik di jantung kota Jakarta Selatan.
Linimasa
13 Oktober 1950 - Mgr. P. Willekens SJ, Vikaris Apostolik Jakarta, menugaskan P.J. Awick SJ, Pastor Paroki St. Theresia, untuk secara khusus melayani komunitas Katolik di Kebayoran.
29 Oktober 1950 - Misa Kudus pertama dirayakan oleh Romo Awick pada Minggu Kristus Raja di rumah keluarga Hofland di Jalan Kidang 11 (sekarang Jalan Hang Tuah 1), Jakarta Selatan, dengan sekitar 40 peserta.
Agustus 1951 - Romo Awick ditugaskan kembali untuk melayani sebagai Pastor di Katedral, dan P. Middendorp SJ mengambil alih pelayanan pastoral di Kebayoran, bertempat tinggal di pastoran kecil di Jalan Ciasem.
Pertengahan 1952 - Komunitas Katolik tumbuh menjadi 1.500 anggota, yang menandakan perlunya gedung gereja permanen.
16 Maret 1955 - Diperoleh sebidang tanah seluas 2.980 m² di Jalan Suryo No. 62 untuk mendirikan gereja dengan arsitektur bergaya Dutch East Indies.
1 Juni 1956 - Gereja diberkati oleh Mgr. A. Djajasepoetra SJ dan diberi nama Gereja Santa Perawan Maria Ratu (SPMR) dengan kapasitas 400 orang, yang secara resmi menandai berdirinya Paroki Blok Q.
28 Januari 1970 - Sebuah dekrit membentuk Dewan Paroki dan Dana untuk Gereja Santa Perawan Maria Ratu, dengan paroki yang melayani lebih dari 4.000 jemaat.
29 April 1974 - Bangunan gereja diperluas untuk menampung hingga 600 orang, dan dibangun aula serbaguna dua lantai.
27 Desember 1975 - Bangunan serbaguna baru secara resmi diberkati oleh Mgr. Leo Soekoto, SJ.
1 Juni 1981 - Paroki Blok Q merayakan ulang tahunnya yang ke-25, melayani 29 lingkungan dan 7 wilayah, dengan lebih dari 5.400 jemaat. Oleh sebab itu, wacana perluasan gereja mulai didiskusikan kendati menghadapi berbagai tantangan.
9 Mei 2004 - Upacara peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja baru dilakukan oleh Pdt. J.B. Martasudjita SJ, menandai perluasan gedung gereja karena semakin banyaknya jemaat.
1 Juni 2006 - Gereja baru dengan bergaya modern tropikal dengan béton exposed yang mampu menampung 800 orang selesai dibangun dan diresmikan, sementara gereja lama bergaya Indo-Eropa tetap berfungsi untuk menampung 400 jemaat.
Agustus hingga Oktober 2006 - Gereja lama mengalami renovasi
Sekarang - Gereja Santa Perawan Maria Ratu Paroki Blok Q kini memiliki dua gedung gereja (lama dan baru), yang dihubungkan oleh bangunan dua lantai di bagian belakang, yang melayani komunitas Katolik di Metropolitan Jakarta dengan luas total 3.475 m² dan kapasitas maksimal menampung sekitar 3.000 umat.
Masuk dan Jelajahi…
Kami berusaha menjadikan gereja kami sebagai tempat yang ramah bagi semua kalangan
Fasilitas ramah disabilitas dan lanjut usia
Akses masuk untuk pengguna kursi roda
Bangku dan area khusus untuk pengguna kursi roda
Toilet difabel
Fasilitas ramah perempuan dan anak
Ruang menyusui
Hotline Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan
[phone]

Gereja Santa Perawan Maria Ratu: Between the Heritage of the Past and the Spirit of Renewal
English
Commonly known as “Gereja Santa,” Gereja Santa Perawan Maria Ratu Paroki Blok Q, located at Jl. Suryo No. 62, Kebayoran Baru, South Jakarta, has a long history rooted in the growth and dedication of the Catholic community in the area. Beginning as a small gathering of only 40 members in 1950, Blok Q Parish continued to grow rapidly alongside the area's growing population.
Over seven decades, the Church of the Blessed Virgin Mary, Queen has continuously adapted to meet the needs of its expanding congregation, undergoing several expansions and renovations. Today, Blok Q Parish stands as a center of faith and fellowship, serving thousands of Catholics in the heart of South Jakarta.
Timeline
October 13, 1950 – Mgr. P. Willekens, SJ, Vicar Apostolic of Jakarta, assigned P.J. Awick, SJ, Pastor of St. Theresia Parish, to specifically serve the Catholic community in Kebayoran.
October 29, 1950 – The first Holy Mass was celebrated by Fr. Awick on Christ the King Sunday at the Hofland family residence on Jl. Kidang 11 (now Jl. Hang Tuah 1), South Jakarta, with around 40 attendees.
August 1951 – Fr. Awick was reassigned to serve as a priest at the Cathedral, and Fr. Middendorp, SJ, took over pastoral duties in Kebayoran, residing in a small rectory on Ciasem Street.
Mid-1952 – The Catholic community grew to 1,500 members, signaling the need for a permanent church building.
March 16, 1955 – A plot of land measuring 2,980 m² was acquired at Jalan Suryo No. 62 to build a church featuring Dutch East Indies architecture.
June 1, 1956 – The church was blessed by Mgr. A. Djajasepoetra, SJ, and named Gereja Santa Perawan Maria Ratu (SPMR), with a capacity of 400 people, officially marking the foundation of Blok Q Parish.
January 28, 1970 – A decree established the Parish Council and Fund for the Church of the Blessed Virgin Mary, Queen, as the parish served over 4,000 parishioners.
April 29, 1974 – The church building was expanded to accommodate 600 people, and a two-story multipurpose hall was constructed.
December 27, 1975 – The new multipurpose building was officially blessed by Mgr. Leo Soekoto, SJ.
June 1, 1981 – Blok Q Parish celebrated its 25th anniversary, serving 29 neighborhood communities and 7 regions, with over 5,400 parishioners. Discussions on church expansion began despite various challenges.
May 9, 2004 – The groundbreaking ceremony for the construction of a new church building was led by Rev. J.B. Martasudjita, SJ, marking the expansion due to the increasing number of parishioners.
June 1, 2006 – A new church with modern tropical architecture featuring exposed béton, capable of accommodating 800 people, was completed and inaugurated, while the old Indo-European-style church remained in use, accommodating 400 worshippers.
August – October 2006 – The old church underwent renovation.
Present – Gereja Santa Perawan Maria Ratu Paroki Blok Q, now consists of two church buildings (old and new), connected by a two-story structure at the rear, serving the Catholic community in Metropolitan Jakarta. The entire complex covers 3,475 m² and has a maximum capacity of approximately 3,000 people.
Step Inside…
We strive to make our church a safe place for everyone.
Disability- and Elderly-Friendly Facilities
Wheelchair-accessible entrance
Designated seating for wheelchair users
Accessible restroom
Women- and Child-Friendly Facilities
Nursery room
PPADR Hotline: [phone]